GM Gukesh Dommaraju
Bio
Nama lengkap pemain ini adalah Gukesh Dommaraju, dan telah mengonfirmasi kepada Chess.com bahwa ia lebih suka dipanggil Gukesh.
GM India Gukesh Dommaraju adalah Juara Dunia Catur saat ini, setelah mengalahkan GM Ding Liren dalam Kejuaraan Dunia FIDE pada 12 Desember 2024. Gukesh menjadi Juara Dunia termuda dalam sejarah catur pada usia 18 tahun 6 bulan, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh GM Garry Kasparov pada usia 22 tahun 7 bulan di tahun 1985. Gukesh menjadi penantang gelar Juara Dunia setelah memenangkan Turnamen Kandidat FIDE 2024 dengan skor 9/14, sekaligus menjadi pemenang termuda dalam sejarah Turnamen Kandidat.
Gukesh adalah salah satu talenta catur terbaik India. Dia menjadi Grandmaster pada usia 12 tahun 7 bulan 17 hari, hanya terpaut 17 hari dari rekor GM Sergey Karjakin saat itu. Pada Juli 2022, ia mencapai live rating 2700, menjadikannya pemain termuda keempat yang berhasil mencapainya. Pada September 2023, Gukesh menempati peringkat kedelapan dunia dan menjadi pemain nomor satu di India, mengakhiri dominasi 37 tahun GM Viswanathan Anand sebagai pemain dengan rating tertinggi di India.
- Awal Karier Catur (2013-18)
- Grandmaster Termuda Kedua dalam Sejarah (2019)
- Keberhasilan Lainnya dalam Turnamen (2019-22)
- Menjadi Juara Dunia (2023-sekarang)
- Sebagai Juara Dunia
Awal Karier Catur (2013-18)
Gukesh mulai belajar catur pada usia tujuh tahun, yang sebenarnya cukup terlambat dibandingkan dengan beberapa anak ajaib lainnya. Sebagai contoh, dua ikon catur dunia, GM Karjakin dan Magnus Carlsen, sudah mulai bermain sejak usia lima tahun. Bahkan, ada yang memulai lebih dini dari itu.
Namun, Gukesh, yang berasal dari Chennai, India—kota yang juga melahirkan GM Viswanathan Anand—mengungkapkan bahwa lingkungannya memainkan peran penting dalam kemajuan cepatnya. Ia mengenal catur melalui sekolahnya, bagian dari grup sekolah Velammal di sekitar Chennai, yang telah melahirkan pemain-pemain berbakat seperti GM Murali Karthikeyan, Aravindh Chithambaram, dan yang paling terkenal, Praggnanandhaa R. Pelatih pertamanya di sekolah, Mr. Bhaskar, membantu Gukesh meraih rating FIDE hanya dalam enam bulan setelah ia mulai belajar catur.
Dua tahun kemudian, di bawah bimbingan Mr. Vijayanand, Gukesh mencapai kesuksesan di kancah internasional. Pada Asian School Chess Championships 2015, dia menjadi juara di kategorinya sekaligus meraih gelar Candidate Master (CM). Tahun 2018 menjadi tahun yang luar biasa bagi Gukesh. Dalam Asian Youth Chess Championships, ia memenangkan lima medali emas: di kategori perorangan klasik U-12, perorangan cepat dan kilat U-12, serta kategori beregu cepat dan kilat U-12. Prestasi puncaknya tahun itu adalah menjadi Juara Dunia Remaja U-12 dengan skor impresif 10/11 poin.
Saat itu, Gukesh aktif mengejar norma IM di usia 11 tahun. Norma pertamanya diraih pada turnamen First Friday di Puchong, Malaysia, pada Oktober 2017, hanya beberapa minggu setelah mulai berlatih dengan GM Vishnu Prasanna (yang telah lama menjadi sekondan GM Baskaran Adhiban). Norma IM keduanya didapatkan di Moscow Open 2018, dan norma ketiga sekaligus terakhir diperoleh pada 10 Maret 2018 dengan skor 7/9 di Cappelle la Grande Open. Dengan prestasi tersebut, Gukesh resmi menjadi Master Internasional pada usia 11 tahun, sembilan bulan, dan sembilan hari.
Tidak lama setelah itu, Gukesh mulai mengejar mimpinya menjadi grandmaster termuda dalam sejarah. Pada April 2018, setelah memenangkan Kejuaraan Remaja Asia U-12, ia meraih norma GM pertamanya di Bangkok Open. Keberuntungan berpihak padanya ketika ia mengalahkan GM Nigel Short dalam turnamen tersebut setelah Short lupa menekan jamnya meskipun berada dalam posisi unggul.
Norma GM keduanya diraih di turnamen Orbis 2 GM, di mana Gukesh mencetak 7.5/9 poin dan mendapatkan tambahan 21 poin rating. Ia hampir mendapatkan norma GM terakhirnya di Sunway Sitges Chess Festival pada Desember 2018. Jika berhasil, ia akan menjadi grandmaster termuda dalam sejarah. Sayangnya, ia hanya meraih hasil remis di babak kesembilan yang seharusnya dimenangkan, sehingga gagal mencapai norma tersebut dengan selisih setengah poin.
Gukesh mengungkapkan kepada ESPN “Saya merasa kecewa selama dua hari. Tapi kemudian saya move-on.” Pelatihnya, Prasanna, membantu Gukesh melihat kegagalan itu dari sudut pandang yang lebih positif. “Saya berusaha untuk tidak terlalu membebani Gukesh dengan tekanan mengejar gelar GM,” kata Prasanna. “Saya selalu mengingatkannya bahwa gelar ini bukanlah puncak tertinggi, dan ada banyak orang di sekitar kita yang telah mencapai tujuan yang jauh lebih menantang.”
Grandmaster Termuda Kedua dalam Sejarah (2019)
Pada 15 Januari 2019, Gukesh resmi menjadi Grandmaster termuda kedua dalam sejarah setelah meraih norma GM ketiganya di 17th Delhi International Grandmaster Open. Saat itu, usianya baru 12 tahun, 7 bulan, dan 17 hari—hanya selisih 17 hari dari rekor yang dipegang oleh Karjakin.
Prestasi luar biasa Gukesh membutuhkan dedikasi tingkat tinggi, hampir seperti tur dunia. Dari norma IM pertamanya hingga norma GM ketiganya, ia mengikuti 30 turnamen dalam 16 bulan. Selama periode itu, Gukesh memainkan 276 game di 13 negara berbeda.
“Hari ini adalah hari yang luar biasa, dan saya sangat senang dan bangga atas pencapaian Gukesh,” ujar Prasanna kepada Chess.com. “Keunggulannya dalam strategi dan pemahaman strategis yang unik membuatnya istimewa. Kemampuannya untuk memahami dan keinginannya untuk terus belajar akan membawa Gukesh meraih sukses di masa depan.”
Keberhasilan Lainnya dalam Turnamen (2019-22)
Setelah mencetak sejarah sebagai grandmaster termuda kedua sepanjang masa, Gukesh terus memperlihatkan performa luar biasa di berbagai turnamen.
Hanya dua bulan setelah meraih gelar tersebut, pada Maret 2019, pemain berusia 13 tahun ini berhasil meraih posisi kedua bersama di turnamen 9th HD Bank Open di Ho Chi Minh City, Vietnam. Gukesh mencatatkan skor 7/9 dengan rating performa 2700. Ia hanya terpaut setengah poin dari Wang Hao, yang memastikan gelar juara dengan hasil remis di babak terakhir.
Gukesh mengawali tahun 2020 dengan pencapaian luar biasa. Pada Februari, ia memenangkan turnamen perayaan ulang tahun ke-110 Hillerod Chess Club di Denmark. Meskipun dimulai sebagai unggulan kedua, Gukesh mencatatkan 8/9 poin dan berhasil mengalahkan unggulan pertama, GM asal China, Chongsheng Zeng.
Kesuksesan tersebut berlanjut ke turnamen berikutnya. Hanya berselang seminggu dari Hillerod, Gukesh tampil gemilang di Cannes Chess Festival 2020. Ia tak terkalahkan, mencatat skor 7.5/9, dan merebut gelar juara dengan rating performa 2667. Gukesh unggul setengah poin atas GM Zeng Chongsheng dan Lamard Guillaume. Turnamen Cannes ini menjadi tantangan lebih besar bagi Gukesh dibandingkan sebelumnya, dengan lebih dari 10 GM turut berpartisipasi di Cannes Open.
Gukesh juga meraih prestasi luar biasa di Olimpiade Catur FIDE 2022 dengan memenangkan medali perunggu untuk timnya dan medali emas perorangan. Dengan skor individu sembilan poin dari 11 pertandingan, dia mencatat rating performa 2867 di papan satu.
Menjadi Juara Dunia (2023-sekarang)
Karier junior Gukesh yang cemerlang terus berlanjut pada tahun 2023. Ia memenangkan Junior Speed Chess Championship setelah mengalahkan IM Emin Ohanyan, GM Pranav V, dan GM Raunak Sadhwani dalam babak sistem gugur yang diikuti delapan pemain. Pada bulan Juli, Gukesh mencapai rating FIDE 2750, menjadikannya pemain termuda yang pernah mencapainya. Prestasinya semakin gemilang dengan kemenangan di Chennai Masters pada bulan Desember, yang membawanya lolos ke Turnamen Kandidat 2024.
Gukesh memasuki Turnamen Kandidat yang dimulai pada 4 April 2024 sebagai salah satu underdog. Namun setelah babak kelima, ia secara mengejutkan muncul sebagai salah satu pemimpin klasemen. Meskipun kalah dari GM Alireza Firouzja di babak ketujuh, Gukesh tetap tenang dan terus berjuang. Hingga babak ke-11, ia belum berhasil kembali ke puncak klasemen. Namun, situasi berubah drastis setelah dua kemenangan beruntun di babak ke-12 dan ke-13, masing-masing melawan GM Nijat Abasov dan Firouzja dalam rematch yang menegangkan.
Kemenangan atas Firouzja membuat Gukesh memimpin klasemen menjelang babak terakhir, meskipun hanya unggul setengah poin dari tiga favorit pra-turnamen: GM Hikaru Nakamura, GM Fabiano Caruana, dan pemenang dua Turnamen Kandidat sebelumnya, GM Ian Nepomniachtchi. Babak terakhir menjadi semakin seru karena mereka saling berhadapan: Gukesh melawan Nakamura, sementara Caruana berhadapan dengan Nepomniachtchi.
Jika Gukesh menang, gelar juara akan langsung menjadi miliknya. Namun jika kalah, ia akan tersingkir dari persaingan. Sementara itu, hasil remis akan memastikan setidaknya babak play-off melawan pemenang pertandingan Caruana vs. Nepomniachtchi... dengan asumsi ada pemenang dalam pertandingan tersebut.
Bermain sebagai Hitam, Gukesh berhasil menjaga posisinya tanpa menghadapi ancaman berarti dan membawa permainan menuju hasil remis. Di sisi lain, Caruana memberikan tekanan besar terhadap Nepomniachtchi, tetapi menghabiskan banyak waktu setelah langkah ke-30. Pada situasi waktu yang kritis, Caruana membuat blunder yang membuatnya gagal meraih kemenangan.
Ketika Caruana menyadari peluangnya sudah hilang, ia menawarkan hasil remis kepada Nepomniachtchi setelah langkah ke-109, yang langsung diterima. Dengan hasil ini, Gukesh secara resmi dinobatkan sebagai penantang Kejuaraan Dunia. Kini, ia akan berhadapan dengan Ding Liren—sebuah pertandingan yang pasti sangat dinantikan!
Menjelang Kejuaraan Dunia, Gukesh tampil sebagai pemain papan satu India di Olimpiade Catur ke-45 pada bulan September. Ia mencetak skor luar biasa 9/10, mencapai rating 2794 (peringkat kelima dunia), sekaligus membawa India meraih medali emas, serta memenangkan medali emas individu.
Kejuaraan Dunia antara Gukesh dan Ding Liren, yang berlangsung dari 25 November hingga 12 Desember 2024 dengan format 14 pertandingan, menjadi ajang pertarungan sengit. Gukesh kalah di game pertama tetapi bangkit dengan kemenangan di game ketiga. Setelah itu, beberapa pertandingan ketat berakhir remis hingga Gukesh berhasil menang di game ke-11.
Namun, Ding segera membalas dengan menyamakan skor di game ke-12. Game selanjutnya berakhir remis, sehingga game ke-14 menjadi penentu: remis akan membawa ke tiebreak catur cepat, sementara kemenangan akan langsung menentukan Juara. Tiebreak tampak tak terhindarkan hingga langkah ke-55 saat Ding melakukan blunder, dan hanya tiga langkah kemudian, Gukesh menang dan resmi menjadi Juara Dunia.
Sebagai Juara Dunia
Semua faktor kesuksesan telah tersedia bagi Gukesh. Ia berasal dari Sekolah Velammal, salah satu sekolah terkemuka di India. Ia juga mendapatkan pelatihan berkualitas dari pelatih Prasanna dan dukungan penuh dari ayahnya, seorang ahli bedah THT, yang rela mengorbankan kariernya demi mendampingi Gukesh di berbagai turnamen.